Nias Selatan, (Suarapedia.co)–Hilarius Duha yang merupakan pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Nisel nomor urut 1 yang bergelar Doktor hukum saat debat Perdana tampak tidak mempersiapkan diri dengan sempurna. Dialog terbuka dengan Idealisman Dachi dalam sesi tanya jawab , tampak terlihat gugup dalam debat kandidat perdana yang digelar KPU, Jumat (16/10/2020) di aula BKPN Telukdalam.
Awalnya Hilarius dengan bangga dan penuh percaya diri menanyakan kepada Paslon Nomor Urut 2 Idealisman Dachi setelah diberikan kesempatan oleh moderator Dr Sukarman Purba, ST, MPd, Akademisi dari Unimed. “Ada mobil dinas ditangan bapak, kenapa sampai sekarang belum dikembalikan,” tanya Hilarius kepada Idealisman.
Pertanyaan yang dianggap mempermalukan Idealisman Dachi itu justru merupakan Senjata makan tuan. Hilarius dibuat malu lantaran dinilai tidak mengerti hukum padahal seorang yang bergelar doktor hukum. Pertanyaan Hilarius juga dinilai tidak berbobot, lari dari konteks dan bukan mencerminkan seorang pemimpin.
“Ini Paslon 1 bertanya tidak substansi, tidak berefek kepada rakyat. Seharusnya bertanya yang lebih berefek dan berdampak luas kepada masyarakat.
Kenapa saya sampaikan demikian, karena kita ini pemimpin, konsep kita harus strategis. Jadi kalau bertanya mobil dinas, ini ada aturannya pak, bapak doktor hukum tapi tidak paham soal hukum.
Ini masalah nya, gak baca aturannya,” kata Idealisman yang kemudian membacakan dasar hukum terkait mobil dinas bagi mantan kepala daerah.
“Jadi, itu masalahnya saya bilang, bapak tadi bilang bapak doktor gitu, tapi tidak faham, tidak memahami, kenapa, bapak hanya menerima laporan dari anggota, bapak tidak verifikasi dengan baik. Kalau soal mobil, kita kembalikan gak ada masalah tanpa diminta untuk negara. Jiwa raga ini untuk Negera kok.
Jangankan soal mobil, jiwa raga ini kalau diminta Negara kita kasi pak,” tegasnya.
“Jadi itu sesuai aturan pak, kalau bapak nanti jadi mantan bupati juga, bapak berhak mendapatkan satu unit dilelang atau tidak dilelang, itu ada aturannya. Jadi sangat naif sekali, bapak ini seorang kepala daerah tidak bisa memahami dengan baik
aturan-aturan itu.
Dan apalagi muncul pertanyaan itu di forum yang seperti ini gitu loh. Sangat tidak relevan, sangat tidak membangun rakyat. Seharusnya dalam kesempatan ini bertanya apa yang bisa dirasakan jika terpilih kelak menjadi bupati, apa dampaknya,apa yang bisa dirasakan oleh rakyat.
Seharusnya itu, bukan masalah tetek bengek seperti itu , pos sekda kebawahlah urusan-urusan itu, masa bupati ngurusin soal itu. Kalau bapak mau saya kembalikan besok kalau negara meminta, gak ada masalah kok.
Tapi saya bilang itu hak mantan kepala daerah. Ini saya ada aturannya dan itu sudah dilelang, ada berkasnya sama saya. Seolah-olah kita begini, enggak lah. Idealisman Dachi punya hati kok untuk rakyat ini.
Masa segitu aja mau membohongi, enggaklah. Intinya itu sudah sesuai aturan, tapi kalau bapak mau, kepingin naik Alphard nanti kita pesankan , ujarnya santai .
(Red/BG).
Discussion about this post